Penggunaan
historical costing dipandang akan mengurangi aspek kualitas relevansi, sehingga
laporan keuangan tidak dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. oleh karena
itu fair value muncul untuk mengatasi kekurangan historical cost. namun fair
value tidak sepenuhnya berguna untuk pengambilan keputusan karena tidak
memiliki reabilitas. baik historical cost dan fair value accounting mempunya
kelebihan masing-masing. karena perdebatan ini historical cost masih di pakai
hingga sekarang.
Pengertian Historical Cost Principle
Menurut Suwardjono
(2008;475) biaya historis merupakan rupiah kesepakatan atau harga pertukaran
yang telah tercatat dalam sistem pembukuan. Prinsip historical cost menghendaki
digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.
Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui
oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam tranksaksi. Harga perolehan ini
harus terjadi pada seluruh traksaksi diantara kedua belah pihak yang bebas.
Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh tranksaksi dengan pihak ekstern,
baik yang menyangkut aktiva, utang, modal dan transaksi lainnya.
Pengertian Fair Value Accounting
Menurut Suwardjono (2008;475) fair value
adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu obyek dalam suatu tranksaksi
antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan. IAI
dalam buletin teknis no.3, Paragraf PA84 manyatakan bahwa: Dasar dari definisi
fair value adalah asumsi bahwa entitas merupakan unit yang akan beroperasi
selamanya tanpa ada intensi atau keinginan untuk melikuidasi, untuk membatasi
secara material skala operasinya atau transaksi dengan persyaratan yang
merugikan.
Berdasarkan FASB
Concept Statement No. 7 dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fair
value adalah harga yang akan diterima dalam penjualan aset atau pembayaran
untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi yang tertata antara partisipan
di pasar dan tanggal pengukuran (Perdana, 2011) FASB, dalam Statement yang
terbaru 157, pengukuran fair value mengesahkan fair valuesebagai exit
value, dengan tanda setuju dari IASB kepada beberapa reservasi minor :
“ fair value adalah harga yang akan diterima dengan menjual satu
aset atau yang dibayar untuk memindahkan suatu kewajiban dalam transaksi antara
peserta-peserta pasar di tanggal pengukuran.” (Penman, 2007;33).
Perbedaan
Sir John Hicks, mendefinisikan laba ekonomi
adalah perbedaan antara nilai sekarang aset dikurangi kewajiban pada awal dan
akhir perioda, disesuaikan dengan tambahan investasi oleh atau pengeluaran
kepada pemilik selama perioda tersebut. Sedangkan konsep economic profit menurt
Stewart adalah suatu aliran yang berkelanjutan (sustainable flow) atau yang
biasa disebut sebagai Economic Value Added (EVA). Stewart mengajukan beberapa
reformasi penting yang harus dimasukkan ke GAAP. Mungkin yang paling penting, Stewart
memisahkan untung dan rugi atas dana pensiun dari biaya pensiun tahunan. Selain
itu, menyajikan oportunity cost of employee stock option sebagai
biaya.
Suatu informasi
dalam laporan keuangan dinyatakan memiliki relevansi jika informasi tersebut
mampu mempengaruhi keputusan investor dan informasi dinyatakan memiliki
reliabilitas yang tinggi jika informasi tersebut sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya dan dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain. Akuntan meyakini bahwa
jika laporan keuangan mampu memenuhi kedua karakteristik tersebut, maka laporan
keuangan akan berguna dalam pengambilan keputusan investasi.
Dengan menggunakan historical
costing dipandang akan mengurangiaspek kualitas relevansi. Sehingga
laporan keuangan tidak dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab
itu fair value muncul untuk mengatasi kekurangan historical
cost. Namun fair value tidak dapat sepenuhnya berguna untuk
pengambilan keputusan karena tidak memiliki reliabilitas. Baik historical
cost maupun fair value mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Karna perdebatan ini maka historical cost sampai
sekarang masih digunakan.